Depok – Laboranews.com | Wali Kota Depok, Supian Suri, menegaskan komitmennya dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Depok melalui pendekatan berbasis lingkungan yang berkelanjutan. Ia mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) serta masyarakat untuk lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan dengan mengelola sampah secara mandiri, khususnya melalui metode pengolahan berbasis maggot.
“Kemarin saya sudah meninjau langsung ke Unit Pengolahan Sampah (UPS) Merdeka 2. Alhamdulillah, teman-teman dari Dinas Lingkungan Hidup sudah siap mendukung program ini. Kita akan maksimalkan penggunaan maggot untuk menyelesaikan persoalan sampah organik,” ujar Supian Suri saat memimpin apel pagi bersama jajaran ASN Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Senin (21/4/2025).
Ia mengimbau setiap kelurahan yang telah menerapkan program maggot untuk terus mengoptimalkannya. Supian juga mendorong ASN di lingkungan Pemkot Depok agar menjadi teladan dalam pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.
“Untuk memperkuat program ini, Pemkot Depok akan membentuk tiga sentral produksi maggot. Saat ini, sentral pertama sudah berjalan di wilayah Sukmajaya,” ungkapnya.
Sentral produksi kedua akan dibangun di Kecamatan Tapos dan mencakup wilayah timur seperti Cimanggis. Sementara itu, untuk wilayah barat, sentral akan ditempatkan di Kecamatan Bojongsari dan Sawangan.
“Nantinya, masyarakat yang belum bisa menetaskan maggot secara mandiri dapat mengambil bibit dari sentral produksi. Setelah dewasa, maggot tersebut dapat dikembalikan untuk proses produksi lanjutan. Ini merupakan upaya kita dalam mengelola potensi sampah organik, yang jumlahnya mencapai sekitar 50 persen dari total sampah di Depok,” jelas Supian.
Lebih lanjut, Supian menyampaikan bahwa pada 23 April mendatang, pihaknya akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Indocement dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pengiriman Refuse-Derived Fuel (RDF), atau bahan bakar alternatif dari sampah, ke pabrik Indocement.
“Selama ini kita mengandalkan pengolahan di Lulut Nambo yang belum berjalan optimal. Dengan MoU ini, kita bisa langsung mengirim RDF ke Indocement. Semoga produksi kita dapat memenuhi kebutuhan mereka,” katanya.
Supian juga mengingatkan bahwa kebijakan nasional tidak lagi mengizinkan penggunaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan metode konvensional. Oleh karena itu, Kota Depok perlu segera beralih ke metode pengolahan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan.
“Tidak ada lagi ruang untuk memperluas TPA Cipayung. Kita harus bergerak cepat dengan strategi-strategi baru. ASN harus menjadi contoh dalam pengelolaan sampah organik, mendukung keberadaan bank sampah, serta turut mengelola sampah residu dengan baik,” ujarnya.
“Dengan langkah-langkah ini, kita berharap Depok bisa menjadi kota percontohan dalam pengelolaan sampah modern dan berkelanjutan,” tutup Supian Suri. (Rh)