Depok – Laboranews.com | Usai resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Supian Suri dan Chandra mendapat sambutan luar biasa dari warga. Setibanya di kediamannya di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, ribuan warga sudah menanti dengan antusias. Sorak-sorai, tepuk tangan, bahkan air mata haru mewarnai momen tersebut.
Dalam pidatonya sesaat setibanya di kediamannya, Supian Suri mengucapkan terima kasih kepada masyarakat atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
“Alhamdulillah, saya dan Bang Chandra telah resmi dilantik. Mohon maaf atas keterlambatan kami tiba di sini, karena masih ada rangkaian prosesi kenegaraan di Istana Negara. Tapi kami kembali dengan semangat penuh untuk membangun Depok,” ujar Supian.
Kedatangan Supian-Chandra sebagai Walikota dan Wakil Walikota baru membawa harapan baru bagi warga Depok. Anggota DPRD Kota Depok dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Binton Nadapdap, juga turut memberikan pandangannya.
“Alhamdulillah, Puji Tuhan, harapan kita dengan Pak Supian Suri-Chandra bisa terwujud. Banyak masyarakat berbondong-bondong ingin bersalaman dan berswafoto, menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Kami berharap janji politik mereka bisa direalisasikan dengan baik,” ujar Binton.
Ia juga menekankan pentingnya peran DPRD dalam mengawal pemerintahan Supian-Chandra, termasuk dalam menjalin kerja sama dengan partai-partai non-pengusung. Sebagai mantan Sekretaris Daerah (Sekda), menurutnya, Supian sudah memiliki pengalaman dalam membangun komunikasi dan negosiasi dengan berbagai pihak.
Binton juga menyampaikan beberapa harapan yang bisa segera direalisasikan oleh pemerintahan baru, seperti pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN menjelang Lebaran, penghapusan praktik percaloan dalam penerimaan siswa di sekolah negeri, serta solusi bertahap untuk permasalahan sampah, infrastruktur, dan kemacetan di Depok.
Selain itu, PSI juga menaruh harapan besar agar Supian-Chandra dapat membawa Depok menjadi kota yang lebih toleran.
“Kami berharap Depok bisa berubah dari kota yang dikenal intoleran menjadi kota toleransi. Tentu ini butuh sosialisasi dan kerja sama dari berbagai pihak,” pungkasnya. (Rohana)